Mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri merupakan satu dari banyak impian dari para penuntut ilmu. Termasuk di antara mahasiswa yang berhasil mendapat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemetrian Keuangan Republik Indonesia adalah alumnus Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM, Dwi Wahyuningtyas. Menggunakan beasiswa pemerintah, Tyas berkesempatan studi di Victoria University of Wellington.
Belajar di luar negeri memiliki banyak kelebihan dan tantangan. Tyas, wisudawan terbaik UMM pada 2013, mengaku salah satu hal menyenangkan yaitu bisa belajar bahasa Inggris langsung dengan ahlinya, dosen yang ramah, terdapat banyak literatur penunjang keilmuan, memiliki banyak teman dari berbagai negara, dan juga menikmati alam New Zealand yang masih asli. Meski demikian, Tyas mengaku hal yang paling berat saat awal menempuh kuliah yaitu academic shock yang mana kebiasaan belajar di luar negeri yang seringnya dituntut untuk membaca banyak jurnal dan menulis essai berbeda dengan pengalamannya ketika menempuh kuliah sarjana dulu. Dalam program Master, Tyas menempuhnya selama 1,5 tahun dengan total 180 kredit.
Selanjutnya, soal kehidupan di New Zealand. Selain alamnya yang asri, Wellington New Zealand ternyata dikenal sebagai salah satu daerah paling berangin dan rawan gempa bumi di dunia. Tak hanya itu, cuaca di Wellington juga sulit diprediksi. Adapun dalam bersosialisasi, Tyas yang hobi baca itu, harus menjalani kehidupan sebagai minoritas Muslim. “Saya juga harus memilah-milah mana yang haram dan mana yang halal untuk dikonsumsi. Karena mayoritas penduduknya non-Muslim, banyak makanan non-halal yang dijual bebas di supermarket dan menjadi menu restoran,” paparnya.
Keinginan belajar di luar negeri telah jauh tertanam dalam benak Tyas sejak duduk di bangku kuliah di semester satu. Hal tersebut berawal dari cerita bapak ibu dosen pengampu mata kuliah semasa di perkuliahan. “Saya orangnya mudah kagum sama seseorang. Jadi ketika dosen-dosen saya bercerita tentang seluk beluk kuliah di LN, tidak ada kata lain yang menggambarkan perasan saya waktu itu selain, terobsesi dan terinspirasi,” ungkap Tyas, perempuan yang pernah memenangkan kontes Miss Progresio pada 2010 itu.
Bagi yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri seperti dirinya, Tyas yang saat ini menjadi pengajar bahasa Inggris di UMM, memberikan beberapa tips. Di antaranya, selalu mencari informasi seputar beasiswa dan kuliah di luar negeri, baik dari website, teman atau dosen alumnus luar negeri. Selanjutnya, para pencari beasiswa disarankan untuk menguatkan tekad, sekali dua kali gagal merupakan hal biasa. Hal yang tak kalah penting lain adalah mempersiapkan berkas beasiswa jauh-jauh hari sebelum penutupan. (raf)
Dwi Wahyuningtyas saat berpose menikmati salah satu keindahan alam New Zealand.
Dwi Wahyuningtyas bersama awardee LPDP New Zealand.