Rina Wahyu Setyaningrum, M.Ed. Jadi Pembicara Kunci Seminar Nasional EYL di Universitas Singaperbangsa Karawang

Jum'at, 16 Agustus 2019 15:01 WIB   Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

Terkait pentingnya strategi pengajaran English for Young Learners (EYL) pada siswa usia sekolah dasar, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM Rina Wahyu Setyaningrum, M.Ed. didapuk sebagai salah satu pembicara kunci dalam seminar nasional di Universitas Singaperbangsa Karawang pada Rabu (7/8).

Mempertimbangan aspek kultur sosial (sociocultural) pada pembelajaran bahasa, dosen pengampu mata kuliah EYL di FKIP ini menilai bahwa materi pengajaran EYL sangat dianjurkan untuk mengembangkan materi dari lingkungan sekitar anak-anak. Hal tersebut akan memudahkan siswa mendapatkan informasi yang autentik. “Tak kalah penting, dalam mengajar EYL jangan pisahkan anak-anak dengan lingkungan sekitar mereka,” tegas Rina.

Seminar nasional ini dimulai dengan menyanyikan opening password yang digunakan pada kelas EYL di UMM. Seluruh peserta diajak untuk berdiri dan bernyanyi bersama, gelak tawa peserta pun menemuhi ruangan saat gerakan-gerakan tidak sesuai dengan lagu. “Bagaimana? Sudah bisa menari dan bernyanyi?” pantik Rina.

Menurut Rina, bernyanyi sekaligus menyeleraskan dengan gerakan badan adalah hal yang paling mudah untuk mengenalkan anak-anak pada konsep belajar bahasa Inggris yang menyenangkan. “Menjadi pengajar EYL itu harus semangat bernyanyi dan menggerakan badan agar semua yang ada di kelas selalu semangat,” tegas dosen yang menyelesaikan studi Master di Rangsit University Thailand itu.

Selanjutnya, implementasi pembelajaran EYL di sekolah dipaparkan oleh Dr. Itje Chodidjah, MA yang juga menjadi pembicara kunci pada seminar nasional itu. Menurut Itje, tren mengajarkan bahasa Inggris sejak dini kini sudah menjadi kebutuhan bagi orang tua milenial. Sayangnya, banyak hal yang terabaikan oleh orang tua dalam mempersiapkan buah hatinya. Salah satunya adalah ketuntasan Young Learners dalam belajar bahasa Ibu. Mematangkan pembelajaran bahasa Ibu dapat membantu peserta didik mengolah bahasa kedua yang akan mereka gunakan di masa depan. “Anak-anak jaman sekarang banyak yang aneh bahasa Inggrisnya, ya karena mereka memang belum siap belajar bahasa di luar bahasa Ibu mereka” papar dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka tersebut.

Membuka seminar dengan paparan menarik tentang situasi dan tantangan perkembangan mengajar EYL di Indonesia. Berdasarkan penjelasan Itje, saat ini fakta di lapangan bahasa Inggris pada Kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar masuk pada daftar ekstrakurikuler. “Bahasa Inggris bolehlah ditaruh di mana saja, muatan lokal atau ektrakurikuler, asal regulasinya jelas” pungkas Itje.

Seminar yang diikuti oleh 220 peserta dan 29 pemakalah ini mengajak seluruh pengajar bahasa Inggris untuk kembali menyadarkan bahwa ada banyak adab-adab yang harus dipatuhi sebelum mengajarkan anak bahasa di luar bahasa Ibu. Selain itu, pengajar EYL juga harus terus menghidupkan kelas bersama anak-anak. (nis/ed_raf)

Rina Wahyu Setyaningrum saat memaparkan pengajaran EYL di Universitas Singaperbangsa Karawang (7/8).

Shared: